Jumat, 19 September 2008

Iman dan taqwa


Jika ada yang bertanya apakah jika seseorang itu sudah beriman berarti juga ia telah bertaqwa?
Jawabnya tentu saja belum tentu namun jika seseorang telah bertaqwa maka sudah pasti dia telah beriman terlebih dahulu, mari simak pembahasan singkat dibawah ini :

Yang dimaksud dengan Iman adalah yakin seyakin-yakinnya lewat pandangan ilmu maupun tauhid bahwasanya ALLAH SWT itu ADA dan melingkupi segenap faktor maupun aspek dalam hidup dan kehidupan makhluk / Hamba ( Rukun Iman )

Sedangkan yang dimaksud dengan taqwa adalah PUNCAK PENCAPAIAN KEIMANAN dan KEISLAMAN pada diri seseorang muslim / mukmin ( Maqam / Derajat ).

Jika digambarkan seperti mencapai puncak bukit ataupun gunung maka sudah barang tentu memerlukan daya upaya yang lebih dan menuntut keseriusan (bersungguh-sungguh), teliti serta cermat dan tak kalah penting adalah kehati-hatian karena jika tergelincir sedikit saja maka akan berakibat fatal.

Kaitannya dengan keimanan dan keislaman kita sudah barang tentu dibarengi dengan peningkatan Ibadah baik secara kuantitas maupun kualitas, baik itu sholat, puasa, zakat dan haji serta hal-hal lainnya yang bernilai ibadah seperti menjalin silaturahmi, beramar makruf nahyi munkar dsbnya.

Hal-hal tersebut tidaklah semudah yang kita bayangkan karena sudah barang tentu penuh dengan cobaan/ujian sekaligus merupakan tantangan tersendiri bagi kita guna memaknainya sebagai Ladang Tarbiyah, Ladang Amaliyah, dan Ladang Muamalah Utamanya kepada allah swt maupun kepada sesama hamba allah lainnya.

Dengan harapan agar semua yang kita lakukan nantinya akan mendapatkan ridho, rahmat ( Kasih Sayang ), dan tentu saja ganjaran yang baik berupa pahala disisi allah Rabbul alamin......insyaallah.

Jumat, 05 September 2008

Khalifah


Suatu ketika Allah swt pernah menawarkan kepada setiap makhluk ciptaannya akan siapakah yang mau dan bersedia untuk menjadi khalifah dimuka bumi ini.
Maka ditawarkanlah pada gunung karena beliau besar dan kokoh namun gunung menolak, untuk selanjutnya ditawarkan kepada angin karena ia cepat dan bisa berpindah kapan saja dan dimana saja dia mau bergerak namun alhasil anginpun juga menolak tawaran allah swt tsb hingga akhirnya ditawarkan kepada manusia dan manusiapun menyanggupi untuk menjadi khalifah ke atas semua makhluk di muka bumi ini bahkan semesta jagad raya umumnya.
Dan mulai saat itu allah swt memerintahkan kepada semua makhluknya untuk bersujud ( tunduk dan patuh ) pada Nabi Adam as.namun tidak demikian halnya dengan Iblis laknatullah alaih yang karena kesombongannya tidak mau mengakui hal tersebut karena merasa dialah yang lebih baik diciptakan oleh allah swt ketimbang manusia ( adam as ) dan karena dia merasa telah menyembah dan berbakti kepada allah dengan sebaik mungkin sebelum adam as diciptakan oleh sang khaliq dan sekaligus merasa bahwa derajadnya lebih tinggi dari adam as yang hanya diciptakan dari tanah.
karena pembangkangan itupula allah swt mengutuk Iblis laknatullah beserta para tentara syaithannya namun allah swt masih memberikan kesempatan kepada mereka untuk menggoda dan menyesatkan manusia hingga yaumil akhir kelak.

Hal ini juga ini juga mendapatkan sanggahan dari para malaikat karena nantinya manusia hanya akan membuat banyak kerusakan dimuka bumi.
untuk kemudian allah swt meminta kepada adam as untuk menyebutkan satu persatu nama benda namun para malaikat yang ditanyakan nama-nama tersebut sama sekali tidak mengetahuinya sehingga akhirnya para malaikat mau tunduk dan patuh atas ketentuan allah swt tsb
Dari gambaran tersebut diatas dapatlah kita petik pelajaran betapa allah swt mengistimewakan manusia hingga derajadnya melebihi keatas hamba-hamba allah lainnya bahkan ketimbang para malaikat sekalipun.
Karena manusia telah diberikan hak penuh oleh allah untuk menjadi khalifah sekaligus dibekali berbagai macam kemampuan keatas sekalian hambanya yang lain dan hak itupula yang tidak dimiliki oleh mereka ( kekhalifahan keatas orang/hamba allah lainnya).

Ketahuilah bahwa HAKIKAT kekhalifahan manusia tidaklah sebatas atas para hamba allah baik itu malaikat, iblis/syaithan, bumi, dsbnya melainkan juga keatas titipan / amanah allah swt seperti Umur, Hidup, Ilmu, Harta, tahta (kekuasaan), anak istri dsbnya ( kekhalifahan atas diri dan kepentingannya/kebutuhannya).

Namun apa yang kita lihat sekarang ini sungguh banyak sekali fenomena didalam kehidupan kita sekarang ini justru yang terjadi adalah sebaliknya BUKAN KITA YANG MENJADI KHALIFAH /PEMIMPIN justru kitalah yang sebaliknya DIPIMPIN atau bahkan MENJADI BUDAK keatas apa yang seharusnya kita pimpin tsb

Kekhalifahan keatas diri dan atas apa-apa yang dipimpinnya yang terangkum dalam amal perbuatan inilah nantinya yang akan menjadi bahan pertanggungjawaban manusia kelak nantinya di yaumil hisab Sekaligus menjadi salah satu tolok ukur apakah kita berhak ke atas surganya allah atau justru sebaliknya nerakalah yang jadi tempat kembalinya kita......NAUDZUBILLAHIMINDHALIK

Dengan menyadari sesadar-sadarnya hal ini lewat kacamata ilmu serta tauhid kita kepada allah, mari kita manfaatkan semaksimal mungkin waktu / kesempatan yang diberikan untuk berusaha melihat dengan lebih gamblang ( luas ) sebagai bahan kajian serta renungan diri yang untuk selanjutnya kita implementasikan dalam gerak laku dan kehidupan kita guna mempersiapkan kepulangan kita kelak sekaligus memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada apa saja dan sesiapa yang juga notabene merupakan hamba/makhluq ciptaan allah dimuka bumi dan semesta jagad raya ini...amin ya rabbal alamin.